Puisi

Kami Yang Terlupakan Kami kini terbaring lemah Tanpa bisa berkata-kata kami terdiam,kami bisu namun sanubari berkata Kami sama seperti kalian kami pernah bernafas kami telah tinggalkan kefanaan menuju surga kekal abadi Kalian bebas karena peluh kami kalian merdeka karena darah kami kini kami hanya ingin berkata ingatlah kami yang renta ini Kini hanya satu permintaan kami lanjutkanlah perjuangan kami kami telah usai kini adalah saat kalian Ruang Hati Hati ini tidak pernah berpenghuni, Namun saat pertama mata ini memandangmu, hatiku mulai berdetik, berdetik membuka pintu di ruang hati ini. Pintu yang selama ini sering tertutup, kini mulai terbuka, mulai memberi ruang. ruang buat cintamu. Yakinlah padaku yang cintamu itu akan tumbuh dengan sempurna di ruang ini. Akan ku siramkan ia dengan kasih sayangku, Akan ku rapikan ia dengan cintaku. Akan ku buang durinya agar ia tidak bisa melukai kita. Pastinya kau dan aku akan sentiasa bahagia. Setulus Kasih Putihku Masih.. kugapai sorot indah matanya Juga kudapati senyum yang melemahkan hati Sejenak hati tak tahu apa artinya? Kurasa bahagia, saat aku melihatnya Kurasa juga sesuatu yang menyesakkan Dengan segenggam kasih dan sayang yg kupunya Sepertinya aku sangat menginginkannya Hingga kubiarkan egoku melukainya Entahlah? Aku masih sama Berharap secercah rasa yg ada menjadi bermakna Meski untuknya aku layaknya hembusan angin Yang melewati hari indahnya sesekali Tapi tulus kasih yang ku punya Telah memberiku sebuah jawaban Bahwa.. Aku takkan pernah lelah menunggunya Hingga saat ia tahu aku selalu ada untuknya Hingga ia merasakan hal yang sama Walau nanti kudapati luka dari tutur katanya Walau akhirnya kenyataan tak berakhir baik Untukku dan perasaan yang kupunya Ia masih menganggap semua tak sempurna Tetaplah akan kutampakkan senyum bahagia Sekalipun hati merasa meneteskan airmata yang tertahan Memanggil namanya atau selalu saja mengingat kenangan terindah yang pernah ada Apapun itu ? Entah berapa banyak lagi luka yang kuterima Aku masih akan mencintainya Dengan kasih putih yang tulus hanya untuknya Dengan rasa angan yang hampir saja terwujud Aku tetap akan menjalani hari-hari Dimana kusimpan kesedihan didalam hati Dan berpura-pura menjadi bukan diriku sendiri Menyembunyikan semuanya Termasuk luka yang ia ciptakan seolah tak pernah ada Karena bagiku mencintainya tak harus memiliki jiwanya Tak mesti saat yang sama

Tidak ada komentar:

Posting Komentar